-- WELCOME FRIENDS --

Selamat datang sahabat, selamat berkutat di dalam tulisan dan pikiranku

Jumat, 18 Juni 2010

Interview = Roda Waktu

Kembali di hari jumat yang dimuliakan Allah ini, aku mencoba peruntunganku di dunia kerja. Hari ini giliran Astra Daihatsu Motor yang aku jajali. Setelah lulus psikotest sehari sebelumnya, kini aku harus melalui tahap berikutnya. Interview HRD, di hotel Santika-Bandung.

Yang ingin aku share di sini adalah bukan mengenai bagaimana interview itu terjadi. Karena interview ku berputar disekitar prestasi apa yang membuatku bangga, bagaimana cara aku mendapatkan IPK ini, dan apa kendala selama kuliah. Aku bercerita sedikit mengenai sifat buruk yang aku punya.

Namun, dari semua proses interview ini, aku diajak flash back ke pengalaman SMA ku. Di jenjang pendidikan inilah aku merasa meraih prestasi yang paling membanggakan, dan belum tergantikan sampai saat ini.

Ya, prestasi itu adalah terpilihnya aku sebagai salah satu kontingen siswa SMA yang mewakili Bandung dalam perhelatan Olimpiade Astronomi untuk seleksi Provinsi Jawa Barat. Meskipun saat itu, aku orang ke-6 (terakhir) yg terpilih. Namun aku bersyukur bisa menjadi salah satu orang yg mewakili Bandung. Karena temanku yg berperingkat ke-7 tidak bisa mengikuti proses pelatihan selama 4 hari.

Banyak sekali mimpi-mimpi yang bisa aku wujudkan dalam ajang astronomi ini. Terutama mimpi-mimpi aku yang berkaitan dengan dunia astronomi.


Semua kecintaanku terhadap astronomi diawali ketika aku masih kecil. Saat aku dimarahi orangtuaku, aku sering kabur keluar, atau ke loteng rumahku, atau ke tempat lain dimana aku bisa melihat langit tanpa halangan. Dan kebiasaan itu aku lakukan sampai saat ini.

Dalam keadaan aku BT, dan kesal karena dimarahi, aku sering memandang kosong langit yang luas. Langit yang penuh bintang. Langit biru dengan serat2 awan tipis. Merasakan embusan anginnya. Itu semua membuatku lebih tenang. Sejak kecil itulah aku mulai menikmati langit. Hingga munculah rasa penasaranku terhadap "isi" langit. Mulailah aku membaca2 buku-buku IPA SD kelas 4. Disana dijelaskan tentang tata surya. Tentang bumi yang menjadi satu2nya planet di tatasurya yang memiliki kehidupan. Tentang bulan yang selalu setia menemani bumi mengitari matahari.

Kecintaan ku bertambah ketika SMP aku mulai mengenal dunia cyber, mulai mengenal dunia "gaib" di jaringan alias internet. Yang aku cari adalah gambar2 space, langit, dan apapun yg berhubungan dg luar angkasa, untuk melengkapi wallpaper komputer kakaku. Dari mesin pencari gambar itulah aku tanpa sengaja masuk artikel2 yg membahas secara detail gambar2 yang dia post kan. Dan aku semakin cinta.

SMA aku masuk jurusan IPA. Hal ini semakin menunjang kecintaanku terhadap astronomi. Namun, sayangnya tidak ada mata pelajaran ataupun KIR untuk astronomi, sehingga aku mengikuti KIR Fisika yg masih sedikit dan mungkin menghubungkanku dengan kecintaanku thd astronomi. Dan suatu hari, kakak kelasku di KIR Fisika mengabulkan keinginanku untuk memutarkan video karya Harun Yahya tentang penciptaan alam semesta. SUBHANALLAH,,,,dan aku semakin cinta pada astronomi karena astronomi memiliki ikatan yang kuat dengan ISlam.

Hingga sampailah pada masa2 olimpiade dimana sekolahku setiap tahunnya selalu berprestasi dalam ajang olimpiade ini. Namun, tahun ini ada 1 tambahan olimpiade yang sekolahku ikuti. Astronomi!

Teman2ku tahu aku sangat tergila2 dg astronomi ini sehingga mereka mendorongku untuk mengikuti. Aku sangat tidak PD. Hal ini karena aku tidak tahu apa2 ttg astronomi yg di olimpiadekan, ditambah aku hanya belajar secara otodidak, ditambah tidak ada mata pelajarannya di SMA, ditambah tidak ada guru yang bisa membimbing secara detail dalam olimpiade ini. Namun aku terus maju dengan tujuan untuk menyalurkan minatku dan menghabisi rasa penasaranku. Dari semua jenis olimpiade, hanya astronommilah yg tidak dilakukan seleksi. 10 orang yg mendaftar langsung menjadi perwakilan sekolah untuk tingkat kecamata. Hanya 5 orang yg lolos, aku salah satunya.

5 orang ini akhirnya bertolak bersama peserta dari jenis olimpiade lainnya ke tingkat seleksi kabupaten. Kami, ber-5 berangkat dengan hati penuh ketidakpercayadirian. Kami berangkat dengan underestimate dari para guru dan teman2. Sangat realistis memang untuk tidak menaruh harapan terlalu tinggi pada kami, mengingat ini pertama kalinya sekolah kami mengikuti ajang olimpiade astronomi ini, ditambah dengan 5 orang yg tidak diseleksi sama sekali. Lolos tingkat kecamatan pun mungkin hanya dianggap sebuah kebetulan. Namun, dalam hatiku aku bertekad untuk bisa membuat kejutan. Aku bertekad untuk menunjukan kepada semua orang bahwa aku bisa lolos, aku mampu bersaing, aku mampu membanggakan sekolah dan orangtuaku dalam ajang olimpiade ini. Aku mampu mematahkan semua sentimen dari orang2 itu. Aku bertekad. Dengan tekad itulah aku maju mengerjakan setiap soal sulit yang sebagian tidak aku pahami.

Tibalah saat pengumuman. Hanya 5 besar se Bandung Raya yang akan dijadikan perwakilan di tingkat seleksi Jawa Barat. Temanku masuk di peringkat ke-3. Dan tidak ada namaku. Kecewa? Pasti. Namun keajaiban terjadi. 1 bulan sebalum pelaksanaan Seleksi Provinsi, teman dan guruku mengabari bahwa Bandung yang akan menjadi tuan rumah seleksi provinsi itu, sehingga Bandung diberikan tambahan kuota 2 orang sebagai perwakilan. Aku orang ke-6 yang masuk dan teman sekelasku sebagai orang ke-7. Kami ber-7 diundang secara khusus oleh Boscha untuk mengikuti pelatihan intensif selama 4 hari demi persiapan seleksi ini.

WOW..!!! Aku yang dari dulu selalu bermimpi bisa mengintip bintang melalui teropong. Bisa mengintip planet dan bulan. Aku yang setiap tahun selalu melewati pintu gerbang Boscha saat mudik ke Subang dan bercita2 suatu hari nanti pasti bisa mengunjunginya. Aku yang sangat menyukai film petualangan Sherina karena diperlihatkan isi Boscha di filmnya. Dan, karena keikutsertaanku dalam olimpiade ini, aku bisa mewujudkan semua itu!! Subhanallah, tekadku yang telah membawaku kesini.

Dan tahukah kamu, hanya tim olimpiade astronomilah yang berhasil lolos sampai tingkat seleksi Provinsi. Tim lainnya berguguran di tingkat seleksi Kota/Kab. Inilah tekadku yang menjadi kenyataan. Sejak saat itu, sentimen dari semua guru dan teman2 hilang sudah. Dan sejak saat itu, sekolah ku rajin mengirimkan peserta dalam ajang olimpiaade astronomi ini, tentu dengan kualitas bimbingan guru yang lebih daripada kami.

Kita kembali ke Boscha. Aku dan temanku hanya bisa mengikuti pelatihan selama 3 hari 2 malam karena persiapan Ujian semester. Namun, 3 hari 2 malam ini adalah 3 hari 2 malam yang tak pernah hilang dari ingatan. Dalam waktu 3 hari 2 malam, mimpi2 kecilku terwujud disini. Di Boscha.

Aku bisa berkeliling isi Boscha. Bertemu dengan mahasiswa2 dari astronomi ITB yang sedang melakukan 'pengintipan'. (dan mereka lucu2,,hehehe), bertemu dengan ahli2 astronomi dan pejabat2 pengurus Boscha. Belajar banyak dan mendapatkan ilmu dari mereka. Bahkan kami diajari astrofisika oleh orang yang merancang Jam Matahari di PuspaIptek Padalarang (kalau kamu orang Bandung, kamu pasti tahu dimana PuspaIptek itu^^).

2 Malam aku bisa bermesraan dengan Jupiter dan bulan. Bisa mengintip cluster2 bola yang ada dilangit melalui bimbingan para mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Aku bisa berkelilling gedung utama Bosha seperti yang dijadikan tempat persembunyian Sadam dan Sherina dalam film petualangan sherina. Aku ada disana. Aku memegang teropong utama Observatorium Boscha. Teropong Zeis. Sayang saat itu teropong tidak dalam masa boleh digunakan.

Dan yang terpenting dari semua itu, itu adalah pengalaman pertamaku jauh dari rumah. Hidup seperti anak kosan (tapi anak kosan yg makanannya terjaga,,:p). Berkat event ini orang tuaku menyatakan kebanggaannya pertama kali padaku. Sampai tak hentinya Bapaku bercerita kepada teman2nya. Hehehe,,,aku malah takut si bapak dikira terlalu sombong, dan aku jadi malu sendiri. Sampai2 guru2 SD ku tahu.

Dan itu semua berawal dari masa kecilku ketika dimarahi Ibuku. Semua itu berawal dari tangisanku dikala aku dimarahi. Semua itu berawal dari mimpi dan harapan yang aku rajut pelan2 dengan modal keberanian.

Bayangkan seandainya dulu Ibuku tidak rajin marah padaku, aku tidak akan pernah pergi dan menagis sambil melihat langit.
Bayangkan seandainya aku tidak berani mengikuti olimpiade astronomi ini, mungkin tidak akan ayahku membanggakanku secara langsung. Dan tidak akan ada 3 hari 2 malam yang berharga dalam hidupku.

So, kawan. Beranilah untuk bermimpi dan ambilah hikmah dari setiap pengalaman burukmu.

Dan semua tulisanku ini berawal dari interview Astra Daihatsu Motor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar