-- WELCOME FRIENDS --

Selamat datang sahabat, selamat berkutat di dalam tulisan dan pikiranku

Rabu, 03 Oktober 2012

Bersyukur, Magabut

Assalamualaikum Wr Wb

Yeaaahh hari ini ada demo buruh lagi (loh kok seneng sih?? =p)
Nama gerakan nya GETOK MONAS (Gerakan 3 Oktober, Mogok Nasional) dengan tuntutan HOSTUM (Hapuskan outsourcing, upah minimun - CMIIW)
Demo kali ini bisa dibilang lebih tertib dari pada demo di bulan Januari 2012 lalu. Lebih terkoordinasi dengan baik, dan gak bikin kemacetan di jalan tol. Gak boleh lagi sampai menutup akses jalan tol. Ya overall OK lah.




Karena yang cewe dipulangin duluan, alhasil aku jam 9 sudah ngaso lagi di kontrakan. Dapat info dari temen2 di kantor, katanya jam 10an kena sweeping dan langsung kegiatan perkantoran di bubarkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Alhasil, hari ini kami semua pergi ke kantor tanpa melakukan akrifitas perkantoran. Padahal polisi udah pada jaga tuh, tetep aja jumlah massa yang banyak tidak bisa terbendung oleh police police itu.

Tercetus istilah nyeleneh di Whatsapp grup "magabut", makan gaji buta. Karena sehari ini memang ditempatku dianggap masuk normal, upah normal, walaupun kami dipulangkan lebih awal. Dan temanku bertanya, "berkah gak tuh magabut nya?"
Oh My Rabb, tepok jidat. Agak geli, kesel, dan heran juga dengan pertanyaan itu. Sounds like gak relevan aja sama bercandaan kita. Dan sama situasi dan kondisi sebenernya.

Pertama, magabut itu kan cuman istilah selengean kita aja. Kenapa pula dia nanggapin seserius itu, dan abis itu ngilang dari peradaban grup.

Kedua, beliau tidak tau sih kondisi dilapangan. Apa yang menyebabkan kita2 harus pulang dan bermagabut-magabut ria. Today are really chaos. Kantor sampai di sweeping, gak boleh ada kegiatan perkantoran karena sebagai bentuk solidaritas terhadap kaum buruh dan tenaga outsourcing. Kalo sampai kekeuh kita kerja, wah gak kebayang deh bakalan di apain sama massa2 itu. Polisi yang jaga aja gak bisa berkutik. Nah sekarang pilih mana, magabut, atau berkerja????

Kadang suka kesel juga sama pertanyaan gak relevan dan tidak pada tempat nya seperti diatas. "Berkah gak tuh magabut nya?", magabut macam apa dulu kang?

Itu hal pertaman yang bikin tergelitik hari ini.

Yang kedua, tentang aksi buruh itu sendiri. Sebenernya demo ini tu akumulasi dari tidak digubrisnya aspirasi dari para buruh. Kalau kalian mau tau, aksi protes ini sudah mereka lakukan di area kerja masing-masing. Kalo aku pulang sore, pasti aja ada yang lagi demo.Dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Sampai pernah aku pulang lembur jam 8 malam, mereka para pendemo pun berorasi di depan perusahaan mereka yang lagi masuk shift malam. Tapi, Nihil. Mungkin sekitar 3 bulan kebelakang itu selalu aja ada yang melakukan aksi.

Nah, aksi hari ini tuh semacam puncak nya lah. Di saat suara sekelompok kecil tidak lagi didengar, maka merekaberkumpul, bersatu, untuk membentuk suara yang lebih besar agar para pejabat berwenang di atas sana mendengarkan. Agar semua masyarakat tau betapa tidak sejahtera nya para buruh itu.

Hal ini bikin aku mikir, mereka para buruh sampai segitunya menuntut perbaikan upah dan kesejahteraan. Bela-belain panas2an, long march ke kantor2 pemerintahan berwenang, teriak2 berorasi agar aspirasi mereka didenganr dan direalisasikan.
Saya - dan teman2 disini - yang notabene pendapatan dan kesejahteraan nya jauh lebih baikdari mereka, masiiihh aja suka mengeluh dengan setiap pekerjaan dan setiap upah yang diteriam. Padahal, bertahun-tahun lalu, para buruh itu masih bisa survive dengan upah minim mereka.

Hm,,jadi mikir, apa jangan-jangan karena kurang bersyukur dan berterima kasih sama Allah kali ya, makanya mereka - dan terkadang saya pribadi - sering merasa kurang dengan penghasilan yang diterima, dan merasa terbebani dengan loading pekerjaan yang begitu tinggi. Alhasil, hanya keluhan dan keluhan yang terlonar. Menguras perlahan aura positif, semangat, optimisme, dan iman mungkin (naudzubillah untuk yang terakhir).

Melihat aksi para buruh itu, aku jadi salut sama mereka. Dan aku sendiri jadi terketuk untuk lebih banyak lagi bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Semakin banyak bersyukur, semakin tenang hati ini. Semakin lapang dengan setiap rupiah upah yang diterima. Semakin bersyukur dengan setiap lembar paper dan laporan yang menumpuk di meja kerja. Sehingga tidak ada lagi istilah "magabut tidak berkah". =)
Insya Allah,

Ayo lebih banyak bersyukur guys,
Bersyukur yang membuat mu bahagia, bukan bahagia yang membuatmu bersyukur.

Wallahualam bi shawwab,

Wassalamualaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar